Showing posts with label family. Show all posts
Showing posts with label family. Show all posts

16.3.09

Andai aku besar nanti...

Andai Aku Besar Nanti - Sherina

Andai aku t'lah dewasa
Apa yang 'kan kukatakan
Untukmu idolaku tersayang
Ayah... Oh...

Andai usiaku berubah
Kubalas cintamu bunda
Pelitaku, penerang jiwaku
Dalam setiap waktu

Oh... Kutahu kau berharap dalam doamu
Kutahu kau berjaga dalam langkahku
Kutahu s'lalu cinta dalam senyummu
Oh Tuhan, Kau kupinta bahagiakan mereka sepertiku

Andai aku t'lah dewasa
Ingin aku persembahkan
Semurni cintamu, setulus kasih sayangmu
Kau s'lalu kucinta

Andai usiaku berubah
Kubalas cintamu bunda
Pelitaku, penerang jiwaku
Dalam setiap waktu


Wahh.. Lagu yang bener-bener udah lama banget, dulu Lin suka sama lagu-lagu Sherina..
Nah.. ga tau knapa rasanya dari kmren2 nyari2 lagu ini terus... Kangen.. Akirnya dapet juga..

dulu lagi kecil juga suka sama lagu ini,, nah sekarang tuh bneran Lin udah dewasa.. Tapi ko kayaknya belom ngebales kasih sayang orang tua yah? Masih suka ngerepotin.. Bandel, disuruh makan aja kayanya masih susah.. Muup yahhh...
Pas denger lagu ini lagi, ga tau tiba-tiba wwuuiihhh, pengen nangis, tepatnya bukan pengen.. Tapi emang udah.. hikkss... T-T

Pokonya Lin pengen banget ngebahagiain mereka..

Jgn ampe kaya ema Lin, Lin belum sempet ngajak ema pegi2an ma Lin, heppy2 baeng Lin. Bahkan ngajak ema pegi tapi yang nyetir tuh Lin..  Tapi ema keburu pegi.. Miss u grandma...


With Love,


LinN

10.1.09

KASIH YANG SEBENARNYA...

Sejak kuliah, radio merupakan salah satu teman yang selalu menemani saya ketika sedang mengerjakan tugas, belajar, maupun santai. Tidak pernah bosan rasanya mendengarkan acara-acara yang disajikan oleh berbagai macam stasiun radio. Pada suatu malam, di sebuah stasiun radio, sedang berlangsung acara dimana orang-orang berbagi pengalaman hidup mereka. Perhatian saya yang semula tercurah pada tugas-tugas kantor beralih ketika seorang wanita bercerita tentang ayahnya.

Wanita ini adalah anak tunggal dari sebuah keluarga sederhana yang tinggal di pinggiran kota Jakarta. Sejak kecil ia sering dimarahi oleh ayahnya. Di mata sang ayah, tak satupun yang dikerjakan olehnya benar. Setiap hari ia berusaha keras untuk melakukan segala sesuatu sesuai dengan keinginan ayahnya, namun tetap saja hanya ketidakpuasan sang ayah yang ia dapatkan.

Ketika ia merayakan ulang tahunnya 17 tahun, tak sepatah ucapan selamat pun yang keluar dari mulut ayahnya. Hal ini membuat ia semakin membenci ayahnya. Sosok ayah yang melekat dalam dirinya adalah sosok yang pemarah dan tidak memperhatikan dirinya. Akhirnya ia memberontak dan tak pernah satu hari pun ia lewati tanpa bertengkar dengan ayahnya.Beberapa hari setelah ulang tahun yang ke-17, ayah wanita itu meninggal dunia akibat penyakit kanker yang tak pernah ia ceritakan kepada siapapun kecuali pada istrinya. Walaupun merasa sedih dan kehilangan, namun di dalam diri wanita itu masih tersimpan rasa benci terhadap ayahnya.

Pada suatu hari ketika membantu ibunya membereskan barang-barang peninggalan almarhum, ia menemukan sebuah bingkisan yang dibungkus dengan rapi dan di atasnya tertulis "Untuk Anakku Tersayang". Dengan hati-hati diambilnya bingkisan tersebut dan mulai membukanya. Di dalamnya terdapat sebuah jam tangan dan sebuah buku yang telah lama ia idam-idamkan. Di samping kedua benda itu, terdapat sebuah kartu ucapan berwarna merah muda, warna kesukaannya. Perlahan-lahan ia membuka kartu tersebut dan mulai membaca tulisan yang ada di dalamnya, yang ia kenali betul sebagai tulisan tangan ayahnya.

"Ya Tuhan,
Terima kasih karena Engkau mempercayai diriku yang rendah ini Untuk memperoleh karunia terbesar dalam hidupku.
Kumohon Ya Tuhan,
Jadikan buah kasih hambaMu ini orang yang berarti bagi sesamanya dan bagiMu.
Jangan Engkau hanya memberikan jalan yang lurus dan luas membentang, tetapi berikan pula jalan yang penuh liku dan duri Agar ia dapat meresapi kehidupan dengan seutuhnya.
Sekali lagi kumohon Ya Tuhan,
sertailah anakku dalam setiap langkah yang ia tempuh dan jadikan ia sesuai dengan kehendakMu.
Selamat ulang tahun anakku,
Doa ayah selalu menyertaimu."

Meledaklah tangisannya usai membaca tulisan yang terdapat dalam kartu tersebut. Ibunya menghampiri dan menanyakan apa yang terjadi. Dalam pelukan ibunya, ia menceritakan semua tentang bingkisan dan tulisan yang terdapat dalam kartu ulang tahunnya. Akhirnya, ibu itu pun menceritakan bahwa ayahnya memang sengaja merahasiakan penyakitnya dan mendidik anaknya dengan keras agar sang anak menjadi wanita yang kuat, tegar dan tidak terlalu kehilangan sosok seorang ayah ketika ajal menjemputnya akibat penyakit yang dideritanya...


Love,


LinN